Selasa, 11 Desember 2012

Opini Auditor

Munawir (1995) terhadap hasil audit memberikan beberapa pendapat sepotong-sepotong auditor, antara lain:
  • Pendapat Wajar Tanpa Bersyarat. Pendapat ini hanya dapat diberikan bila auditor berpendapat bahwa berdasarkan audit yang sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan adalah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU), tidak terjadi perubahan dalam penerapan prinsip akuntansi (konsisten) dan mengandung penjelasan atau pengungkapan yang memadai sehingga tidak menyesatkan pemakainya, serta tidak terdapat ketidakpastian yang luar biasa (material).
  • Pendapat Wajar Dengan Pengecualian. Pendapat ini diberikan apabila auditor menaruh keberatan atau pengecualian bersangkutan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan, atau dalam keadaan bahwa laporan keuangan tersebut secara keseluruhan adalah wajar tanpa kecuali untuk hal-hal tertentu akibat faktor tertentu yuang menyebabkan kualifikasi pendapat (satu atau lebih rekening yang tidak wajar).
  • Pendapat Tidak Setuju. Adalah suatu pendapat bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil operasi seperti yang disyaratkan dalam Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Hal ini diberikan auditor karena pengecualian atau kualifikasi terhadap kewajaran penyajian bersifat materialnya (terdapat banyak rekening yang tidak wajar).
  • Penolakan Memberikan Pendapat. Penolakan memberikan pendapat berarti bahwa laporan audit tidak memuat pendapat auditr. Hal ini bisa diterbitkan apabila: auditor tidak meyakini diri atau ragu akan kewajaran laporan keuangan, auditor hanya mengkompilasi pelaporan keuangan dan bukannya melakukan audit laporan keuangan, auditor berkedudukan tidak independent terhadap pihak yang diauditnya dan adanya kepastian luar biasa yang sangat mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.
  • Pendapat Sepotong-sepotong. Auditor tidak dapat memberikan pendapat sepotong-sepotong. Hasil auditnya hanya akan memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan yang diaudit secara keseluruhan.
Dalam praktek sehari-hari, tidak jarang ditemukan kesalahpahaman klien yang menganggap laporan keuangan adalah merupakan tanggung jawab auditor sepenuhnya karena merupakan produk dari hasil pekerjaan auditor. Dalam proses penerbit audit report, auditor memang sering membantu klien mempersiapkan draft laporan keuangan, sebagaian ataupun seluruhnya, sehingga klien menganggap bahwa laporan keuangan adalah merupakan tanggung jawab auditor.




sumber : http://diaryintan.wordpress.com/2010/11/25/etika-dalam-auditing-independensi-tanggung-jawab-auditor-dll/

Tanggung Jawab Auditor

The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:
  • Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
  • Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
  • Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional.
  • Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance test.
  • Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.



sumber : http://diaryintan.wordpress.com/2010/11/25/etika-dalam-auditing-independensi-tanggung-jawab-auditor-dll/

Independensi

Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26).
Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern).
Terdapat tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut.
(1)   Independence in fact (independensi dalam fakta)
Artinya auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan objektivitas.
(2)   Independence in appearance (independensi dalam penampilan)
Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.
(3)   Independence in competence (independensi dari sudut keahliannya)
Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor.




sumber : http://diaryintan.wordpress.com/2010/11/25/etika-dalam-auditing-independensi-tanggung-jawab-auditor-dll/

Etika dalam Auditing

Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika/
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta penyampaian hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.




sumber : http://diaryintan.wordpress.com/2010/11/25/etika-dalam-auditing-independensi-tanggung-jawab-auditor-dll/

Kode Perilaku korporasi

Code of Conduct (Pedoman Perilaku)
a. Pengertian Code of Conduct (Pedoman Perilaku)
Pengelolaan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan moral atau etika. Code of Conductmerupakan pedoman bagi seluruh pelaku bisnis PT. Perkebunan dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Pembentukan citra yang baik terkait erat dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi atau berhubungan dengan para stakeholder. Perilaku perusahaan secara nyata tercermin pada perilaku pelaku bisnisnya. Dalam mengatur perilaku inilah, perusahaan perlu menyatakan secara tertulis nilai-nilai etika yang menjadi kebijakan dan standar perilaku yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi setiap pelaku bisnisnya. Pernyataan dan pengkomunukasian nilai-nilai tersebut dituangkan dalam code of conduct.




sumber : http://nurdianahasan.blogspot.com/2011/11/ethical-governance.html

Mengembangkan Etika Struktur Korporasi

membangun entitas korporasi dan menetapkan sasarannya. Pada saat itulah perlu prinsip-prinsip moral etika ke dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan diterapkan, baik dalam entitas korporasi, menetapkan sasaran bisnis, membangun jaringan dengan para pihak yang berkepentingan (stakeholders) maupun dalam proses pengembangan diri para pelaku bisnis sendiri. Penerapan ini diharapkan etika dapat menjadi “hati nurani” dalam proses bisnis sehingga diperoleh suatu kegiatan bisnis yang beretika dan mempunyai hati, tidak hanya sekadar mencari untung belaka, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup, masyarakat, dan para pihak yang berkepentingan (stakeholders).



sumber : http://nurdianahasan.blogspot.com/2011/11/ethical-governance.html

Governance system.


sistem pemerintahan istilah adalah kombinasi dari dua kata, yaitu: “sistem” dan “pemerintah”. Berarti sistem secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang memiliki hubungan fungsional antara bagian-bagian dan hubungan fungsional dari keseluruhan, sehingga hubungan ini menciptakan ketergantungan antara bagian-bagian yang terjadi jika satu bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhan. Dan pemerintahan dalam arti luas memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam menjalankan kesejahteraan negara dan kepentingan negara itu sendiri. Dari pengertian itu, secara harfiah berarti sistem pemerintahan sebagai bentuk hubungan antar lembaga negara dalam melaksanakan kekuasaan negara untuk kepentingan negara itu sendiri dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Menurut Moh. Mahfud MD, adalah pemerintah negara bagian sistem dan mekanisme kerja koordinasi atau hubungan antara tiga cabang kekuasaan yang legislatif, eksekutif dan yudikatif (Moh. Mahfud MD, 2001: 74). Dengan demikian, dapat disimpulkan sistem adalah sistem pemerintahan negara dan administrasi hubungan antara lembaga negara dalam rangka administrasi negara.
Jenis Sistem Pemerintahan.
1. Sistem Kepresidenan.
2. Sistem Parlemen.
3. Sistem Referendum.
2. Perlunya Budaya Etika
Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan kepribadian pemimpinnya. Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika.
Bagaimana budaya etika diterapkan.
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Hal tersebut dicapai melalui metode tiga lapis yaitu :
a. Menetapkan credo perusahaan
Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan, yang diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan.
b. Menetapkan program etika;
Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan lapis pertama. Misalnya pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.
c. Menetapkan kode etik perusahaan
Setiap perusahaan memiliki kode etiknya masing-masing. Kadang-kadang kode etik tersebut diadaptasi dari kode etik industri tertentu



sumber :  http://nurdianahasan.blogspot.com/2011/11/ethical-governance.html

abstraksi tentang etika profesi auditor (tugas softskill)



Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profesionalisme, kualitas audit, dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study) dengan metode survei maka penelitian mengambil sampel dari populasi dan memakai kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di daerah Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan memakai kuesioner yang disebar menghasilkan 61 orang sebagai responden dari daerah tersebut. Sebelum analisis dilakukan data terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitasnya dan hasilnya data tersebut valid dan reliabel. Kemudian dilakukan analisis regresi berganda, uji R, uji t untuk menguji variabel independen secara parsial, dan uji F untuk menguji variabel independen secara simultan. Hasil uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen seperti profesionalisme, kualitas audit, dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Begitu juga dengan hasil uji t yang menunjukkan bahwa profesionalisme, kualitas audit, dan etika profesi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Tingkat signifikansi tertinggi adalah etika profesi sebesar 0,000, kemudian profesionalisme sebesar 0,000, dan kualitas audit sebesar 0,011. Hasil uji R menunjukkan bahwa koefisien determinasinya (R²) sebesar 78,9% dan Adjusted R² sebesar 0,602 atau 60,2%. Hal ini berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi pertimbangan tingkat materialitas sebesar 60,2% dan selisih 39,8% dipengaruhi faktor lain diluar model. Kesimpulan dari penelitian ini adalah profesionalisme, etika profesi, kualitas audit, berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas . Kata kunci: profesionalisme, etika profesi, kualitas audit, dan pertimbangan tingkat materialitas



Sumber : http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=21553

Selasa, 30 Oktober 2012

tugas etika profesi akuntansi

Etika adalah Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Profesi,  Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus  dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesi:
 
# SCHEIN, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat
# HUGHES, E.C (1963)
Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya
# DANIEL BELL (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat
# PAUL F. COMENISCH (1983)
Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama
# KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu
 
Pengertian Etika profesi Akuntansi  

Etika Profesi Akuntansi adalah Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Menurut Billy, Perkembangan Profesi Akuntan terbagi menjadi empat fase yaitu,
  1. Pra Revolusi Industri
  2. Masa Revolusi Industri tahun 1900
  3. Tahun 1900 - 1930
  4. Tahun 1930 - sekarang

Akuntan Publik
Akuntan Publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan RI untuk memberikan jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.Ketentuan mengenai praktek Akuntan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah terdaftar pada Departemen keuangan R.I. Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan “Bersertifikat Akuntan Publik” (BAP). Sertifikat akan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sertifikat Akuntan Publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai Akuntan Publik dari Departemen Keuangan.
Profesi ini dilaksanakan dengan standar yang telah baku yang merujuk kepada praktek akuntansi di Amerika Serikat sebagai ncgara maju tempat profesi ini berkembang. Rujukan utama adalah US GAAP (United States Generally Accepted Accounting Principle’s) dalam melaksanakan praktek akuntansi. Sedangkan untuk praktek auditing digunakan US GAAS (United States Generally Accepted Auditing Standard), Berdasarkan prinsip-prinsip ini para Akuntan Publik melaksanakan tugas mereka, antara lain mengaudit Laporan Keuangan para pelanggan.
Kerangka standar dari USGAAP telah ditetapkan oleh SEC (Securities and Exchange Commission) sebuah badan pemerintah quasijudisial independen di Amerika Serikat yang didirikan tahun 1934. Selain SEC, tcrdapat pula AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) yang bcrdiri sejak tahun 1945. Sejak tahun 1973, pengembangan standar diambil alih oleh FASB (Financial Accominting Standard Board) yang anggota-angotanya terdiri dari wakil-wakil profesi akuntansi dan pengusaha.

Akuntan Pemerintah
Akuntan Pemerintah, adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah seperti di departemen, BPKP dan BPK, Direktorat Jenderal Pajak dan lain-lain.

Akuntan Pendidik
Akuntan Pendidik, adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.

Akuntan Manajemen/Perusahaan
Akuntan Manajemen, adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Tugas yang dikerjakan adalah penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan akuntansi kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan, penyusunan anggaran, menangani masalah perpajakan dan melakukan pemeriksaan intern.



Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)

1. Tanggung jawab profesi
seorang akuntan harus bertanggung jawab dan mempertimbangkan moral dan profesional dalam segala kegiatan yang dilakukan.

2.Kepentingan publik
seorang akuntan harus melayani kepentingan publik, menghrmati publik dan menjaga komitmen profesionalisme.

3. Integritas
seorang akuntan harus manjaga kepercayaan publik, memenuhi tanggungjawab dan meningkatkan integritas setinggi mungkin.

4. Obyektifitas
seorang akuntan dalam memenuhi tanggungjawabnya harus menjaga obyektifitas dan menjaga benturan dari kepentingan

5.Kompetensi dan kehati-hatian
seorang akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

6.Kerahasiaan
seorang akuntan harus menjaga kerahasiaan kepentingan kliennya dan tidak boleh mengungkapkan informasi tanpa persetujuan kecuali ada hak profesional dan hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku profesional
sebagai akuntan profesional dituntut konsisten dan selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhkan perilaku yang dapat menjatuhkan profesionalisme.

8. Standar Teknis

akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan
 
 
 Fatma Ambar Sari , 4EB10 , tugas Softskill Etika Profesi Akuntansi.
 
 
SUMBER : http://carapedia.com/pengertian_definisi_profesi_info2177.html,
http://tanudjaja.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-etika-moral-dan-etiket/
http://edrian-marten.blogspot.com/2011/10/definisi-etika-profesi-akuntansi.html

Sabtu, 20 Oktober 2012

faktor dan sanksi pelanggaran etika

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :
  • Kebutuhan Individu
  • Tidak Ada Pedoman
  • Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
  • Lingkungan Yang Tidak Etis
  • Perilaku Dari Komunitas
Sanksi Pelanggaran Etika :
  • Sanksi Sosial adalah Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yangdapat ‘dimaafkan’.
  • Sanksi Hukum adalah Skala besar, merugikan hak pihak lain.





Sumber :  http://andamifardela.wordpress.com/2011/10/16/etika-profesi-akuntansi-2/

fungsi dan jenis etika

Fungsi Etika :
  • Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan.
  • Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
  • Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.

Jenis-jenis Etika :
  • Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar .
  • Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.



Sumber :  http://andamifardela.wordpress.com/2011/10/16/etika-profesi-akuntansi-2/

Tujuan profesi akuntansi

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
  • Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
  • Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
  • Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
  • Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, dan (3) Interpretasi Aturan Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.





Sumber :  http://andamifardela.wordpress.com/2011/10/16/etika-profesi-akuntansi-2/

pengertian etika

Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan.
 Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyaraka Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.






Sumber :  http://putusandyka.wordpress.com/2011/10/18/etika-profesi-akuntansi/
               http://andamifardela.wordpress.com/2011/10/16/etika-profesi-akuntansi-2/
              

pengertian etika profesi akuntansi

dalam kongres tahun 1973 IAI menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia, yang saat itu diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengatur standar mutu terhadap pelaksanaan pekerjaan akuntan. Standar mutu ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Setelah mengalami perubahan, maka tahun 1998 Ikatan Akuntan Indonesia menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI baik di pusat maupun di daerah.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.






Sumber :  http://andamifardela.wordpress.com/2011/10/16/etika-profesi-akuntansi-2/


Jumat, 29 Juni 2012

3 products/ goods

3 products/goods you considered as the most important in your daily life? why?

1. handphone (blackberry)
      because  blackberry is the best-selling mobile phone and popular today in Indonesia in particular, many use this smartphone as well as my already almost two years using a blackberry. for me it is the object of my best friends because I always take it away. there are also a lot of friends contacts, friends and family and from my blackberry also get a lot of convenience in all things as well as make friends. without a phone like vegetables without salt

2. Notebook ( acer )
     notebook or laptop is also very important of my life since I was a student who must do the work or something and was using a notebook, here I have much to tell about my life and save a lot of memorable photographs and certainly too many tasks are stored neatly on campus my notebook.

3. Tablet (IMO)
     tablet is also one of my friends when I'm alone and is bored with all the activities I usually play this android, I can play all sorts of games on my tablet when I get tired of listening to my favorite music, online at social networking and for me it is a very powerful entertainment when I'm bored.






Fatma Ambar Sari, tugas softskill 4 

Rabu, 30 Mei 2012

if you were the director... (adjustment)

if I become a movie director I would make a film that tells the story of daily life that can make the audience could be lost in this story and could take a lesson in this film, a film different from the others that are not boring and takes the place of the set spectacular in places

in what factor

This movie tells so many interesting things and stories about our daily life, a very interesting story so that we can feel what ukut told by the author

why did is inspired you most

because this movie tells a very interesting background and the plot did not make the audience bored from the beginning to the end of the movie, the story made ​​a very interesting not only for youth but the movie is also well seen for all ages, other than an interesting story funny and romantic movie it also comes with a soundtrack that matches the movie

choose a movie !

First Love (A Little Thing Called Love)

better known as Crazy Little Thing Called Love, is a 2010 Thai romantic comedy film and also a 2011 Asian.
Directed by :  Puttipong Pormsaka  Na-Sakonnakorn Wasin Pokpong
Produced    :  Somsak Tejcharattanaprasert Panya Nirankol
written by    :  Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn Wasin Pokpong
starring        :  Mario maurer , Pimchanok Luevisadpaibul 

Nam lives with her sister and mother. She is Shone's junior and secretly loves him. Nam
and her friends help her confess her love with the help of the book '9 recipes of love'.
Meanwhile teacher Inn and teacher Orn are constantly competing with each other for
the sport teacher. Nam plays snow white in the school drama, Snow white. Shone's
childhood friend Top joins the school. He has an instant liking for her.Some days later
Top confesses his love to Nam. She is shocked and does not answer. Next morning Top
asks her to go to the football match to see Shone Play. She agrees to that idea. On an
outing Shone finally confesses indirectly that he loves her, but is interrupted by Top.
At the birthday night party of Ake, Top and Shone share their story and say that they
promise never to fall in love with the same girl. During a dance Top kisses Nam's cheek.
That night Nam breaks up with him. Three years has passed by since the beginning of her
story. Nam secures the first position in her exam. She would leave for USA to be with her dad.
On the closing of the school year, she finally confesses to Shone. But is heart broken when she
sees that Pin and Shone are together. That night Shone leaves his diary in front of her house.
That diary contained all of Nam's photos. He always loved her but their time never matched.
Shone leaves for Bangkok.
Nine years later, Nam is a successful costume designer and Shone has changed his profession
to be a pro-photographer. In a reality show Nam and Shone are reunited







SUMBER : http://en.wikipedia.org/wiki/First_Love_%28A_Little_Thing_Called_Love%29
(Fatma ambar sari , 3eb10 )







Senin, 30 April 2012

why do you work?

because the work we have new experiences, new environments, and new families.
with the work we can get revenue to meet the needs of our lives and whatever we want

Distinguish factor

Generations grow up with different beliefs and perspectives.  The conditions of the economy, the state of the world, technology, and social trends all impact the overall behavior of the generation.  For Generation Y, it is a return to traditional values, a strong sense of community and diversity, and an emphasis on technology, information, and education.
Let’s take a look at a comparison between the Baby Boomers (1946-1964), Generation X (1965-1976/1981), and Generation Y (1977/1982-1995/2001).  Please keep in mind these are generalized observations taken from a different article :
Level of trust toward authority
•    Boomers are confident of self, not authority.
•    Gen Xers have a low level of trust toward authority.
•    Millennials have a high level of trust toward authority. Yet they are less trustworthy of individual people. Perhaps it’s from being born into an age of terrorism or maybe it’s their overprotective parents or the danger-obsessed media.
What do they view as the ultimate reward?
•    Boomers want a prestigious title and the corner office.
•    Gen Xers want the freedom not to have to do something.
•    Millennials prefer meaningful work.
How were their parents with them?
•    Boomers had parents who were controlling.
•    Gen Xers parents were distant.
•    Millennials? Their parents were intruding. Or, as my Millennial-age intern tells me, they have “helicopter parents”—they’re always hovering.
What are their views toward having children?
•    Boomers are controlled, their children were planned.
•    Gen Xer’s are doubtful about the possibility of becoming parents.
•    Millennials are definite about parenthood. In fact, they view marriage and parenthood as more important than careers and success.
And overall family life?
•    Boomers were indulged as children.
•    Gen Xers were alienated as children.
•    Millennials were protected as children.
Views toward education?
•    Boomers want freedom of expression.
•    Gen Xers are pragmatic.
•    Millennials need the structure of accountability.
Political orientation
•    Thankfully, boomers want to attack oppression. Without those views we might not have had civil rights or protested Vietnam.
•    Gen Xers are apathetic and more worried about the individual.
•    And the Millennials, the facebookers and Tweeters? It should be no surprise that they crave community.
Last but not least, the views on the big question...
•    Boomers want to know, “What does it mean?”
•    Gen Xers need to know, “Does it work?”
•    Millennials are curious to know, “How do we build it?”



 fatma ambar sari 3eb10

agree in future

I disagree because it used to be a lot of percentage or number of the highest in the Y generation can cause They're used to hard work, constant supervision, having Their opinions valued, always doing something interesting and juggling multiple technologies and a wide array of high-tech gadgetry . necessarily a flaw In our interviews with business leaders, members of Gen Y They experience as Ambitious and demanding, hypersensitive, and almost allergic to criticism. They are puzzled by the amount of "emotion" Gen Y employees add to the workplace. The combination of high intelligence and overexcitability explains many of the managers have Difficulties with Their Gen Y staff. every company requires a Y generation because: They are "multi-tasker" and know a lot about technology (Technology Savvy / Sophisticated Technology), they are familiar with the changes and ambitious, they like to be a volunteer.




fatma ambar sari 3eb10 bahasa inggris bisnis 2

Jumat, 30 Maret 2012

PHRASE

1. Singing from the same hymn sheet = banyak bicara tp tidak ada hasilnya / omong kosong

contoh :
he is the Singing from the same hymn sheet, eventually making him ashamed of himself

2. Talk the talk, Walk the walk = totalitas dan konsisten

contoh : everyone should talk the talk, walk the walk of his life

3. The ellephant in the room = tidak puas
contoh : he feel the ellephant in the room of his work

4. Pass to the monkey = Rugi/bersifat licik
contoh :
every entrepreneur in the business world will also feel pass to the monkey

5. All hands to the deck = pendukung
contoh :
many All hands to the deck which rallied to resist price increases