Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit – unit kerangka karangan  sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah  dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan berdasarkan  waktu ( urutan kronologis ), urutan berdasarkan ruang ( urutan spasial  ), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada .
a. Urutan Waktu ( kronologis )
Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang di dasarkan pada  runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian . Yang paling mudah dalam  urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut kejadiannya atau  berdasarkan kronologinya.
Suatu corak lain dari urutan kronologis yang sering di pergunakan dalam roman, novel, cerpen, dan dalam bentuk karangan naratif lainnya, adalah suatu variasi yang mulai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian mengadakan sorot balik sejak awal mula perkembangan hingga titik yang menegangkan tadi .
Urutan kronologis adalah urutan yang paling umum, tetapi juga merupakan satu – satunya cara yang kurang menarik dan paling lemah .
b. Urutan Ruang ( Spasial )
Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang paling penting,  bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan  ruang atau tempat . Urutan ini terutama di gunakan dalam tulisan –  tulisan yang bersifat deskriptif .
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah  urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu barang, hal, atau peristiwa  suadh di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal  tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di  jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu .
Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi  setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis .  Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang  inheren dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis .
Macam – macam urutan logis yang dikenal :
Urutan Klimaks dan Anti Klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa  posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi  kedudukannya atau yang paling menonjol . Bila posisi yang paling  penting itu berada pada akhir rangkaian maka urutan ini di sebut klimaks  . Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian – bagian dari topik  itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya, dari yang  paling rendah kepentingannya, bertingkat – tingkat naik hingga mencapai  ledakan pada akhir rangkaian .
Urutan yang merupakan kebalikan dari klimaks adalah anti klimaks . Penulis mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur – angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah kedudukan atau kepentingannya .
Urutan Kausal
Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan  urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap  sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian  yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat  efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan –  persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .
Sebaliknya, bila suatu masalah di anggap sebagai akibat, yang di landaskan dengan perincian – perincian yang berusaha mencari sebab – sebab yang menimbulkan masalah tadi, maka urutannya merupakan akibat sebab .
Urutan Pemecahan Masalah
Urutan pemecahan masalah di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian  bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut .  Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan  masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai  peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternative – alternative  untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut .
Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut secara tuntas, penulis harus benar – benar menemukan semua sebab baik yang langsung maupun yang tidak langsung bertalian dengan masalah tadi . Setiap masalah tersebut tidak bisa hanya terbatas pada penemuan sebab – sebab, tetapi juga harus menemukan semua akibat baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kelak .
Urutan Umum – Khusus
Urutan umum – khusus terdiri dari dua corak yaitu dari umum ke khusus, atau dari khusus ke umum .
Urutan yang bergerak dari umum ke khusus pertama – tama memperkenalkan kelompok – kelompok yang paling besar atau yang paling umum, kemudian menelusuri kelompok – kelompok khusus atau kecil .
Urutan khusus – umum merupakan kebalikan dari urutan di atas. Penulis mulai uraiannya mengenai hal – hal yang khusus kemudian meningkat kepada hal – hal yang umum yang mencakup hal – hal yang khusus tadi, atau mulai membicarakan individu – individu kemudian kelompok – kelompok . Urutan ini merupakan salah satu urutan yang paling lazim dalam corak berpikir manusia .
Urutan umum – khusus dapat mengandunug implikasi bahwa hal yang umum sudah di ketahui penulis, sedangkan tugasnya adalah mengadakan identifikasi sejauh mana hal – hal yang khusus mengikuti pola umum tadi . Sebaliknya urutan khusus – umum dapat mengandung implikasi bahwa hal khusus maupun umum sama sekali belum di ketahui . Urutan umum – khusus ini sebenarnya dapat mencakup pula urutan sebab – akibat, klimaks, pemecahan masalah . Atau dapat pula mengambil bentuk klasifikasi, atau ilustrasi . Dalam ilustrasi mula – mula di kemukakan suatu pernyataan yang umum, kemudian di ajukan penjelasan – penjelasan dan bila perlu di kemukakan ilustrasi – ilustrasi yang dapat berbentuk contoh, atau perbandingan dan pertentangan.
Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di  kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang  di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini  misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan  familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah di kenal  atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah  suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu  pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.
Suatu hal yang perlu di tegaskan di sini sebelum melangkah kepada persoalan yang lain, adalah bahwa tidak ada keharusan untuk mempergunakan pola kerangka karangan yang sama dalam seluruh karangan. Konsistensi harus terletak dalam tingkatan serta satuan yang sama. Misalnya bila pada topik – topik utama telah di pergunakan urutan waktu ( kronologis ), maka pengarang harus menjaga agar hanya topik – topik yang mengandung urutan waktu saja yang dapat di sajikan dalam topik utamanya. Satuan – satuan topik bawahan dapat mempergunakan urutan lain sesuai dengan kebutuhannya.
 
sip dah
BalasHapusada yang lebih detail lagi mengenai pola susunan kerangka karangan . kalau karya ilmiah pola paling baik pola apa?
BalasHapus